Peranan Media Dalam Pembelajaran
Peran Media dalam Pembelajaran
Adapun peranan media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut
1) Meningkatkan minat dan
kualitas hasil belajar siswa
Contoh:
Dalam pembelajaran IPA
tentang ekosistem, guru dapat menggunakan media video. Dalam video tersebut
divisualisasikan keadaan ekosistem secara alami dan komponen penyusunnya.
Dengan demikian siswa akan memiliki ketertarikan tersendiri dan tergugah untuk
mengetahuinya lebih mendalam. Siswa juga tidak hanya sekedar menghafal materi
pembelajaran tetapi akan memiliki pemahaman konsep tersendiri setelah menonton
video tersebut.
2) Memperjelas proses
pembelajaran dan memperoleh hasil yang seragam
Contoh:
Dalam
pembelajaran menggunakan media berupa LCD proyektor, dengan begitu guru dapat
menayangkan kompetensi yang akan dicapai atau materi yang nantinya akan
dipelajari melalui tayangan dislide power point. Selain itu, dengan menggunakan
LCD, guru dapat menjelaskan konsep yang benar sehingga antar siswa akan
memiliki persepsi yang sama. Meskipun siswa memiliki sumber buku yang
berbeda-beda namun nanti guru akan memilah yang benar atau salah sehingga
materi yang didapatkan siswa valid.
3) Sebagai sumber belajar
yang mampu menstimulasi sikap positif siswa baik selama berproses ataupun
produk
Contoh:
Dalam
membelajarkan materi IPS tentang sejarah Indonesia Merdeka menggunakan media
video, dengan begitu siswa akan dapat mengetahui sejarahnya secara nyata dan
terbayang akan peristiwa tersebut. Dengan mengetahui hal tersebut, maka dalam
diri siswa akan muncul rasa cinta tanah air dan peduli akan keadaan negara ini.
Siswa nantinya bisa mengwujudkan rasa cinta tanah air tersebut dengan giat
belajar, karena melalui pendidikanlah pembangunan negara Indonesia dapat
diperbaiki.
4)
Menyajikan aktivitas
belajar yang menarik, efisien, dan efektif (waktu dan atau tempat)
Contoh:
Dalam membelajarkan IPA
tentang materi fotosintesis pada tumbuhan, guru dapat menggunakan media video
untuk menjelaskan komponen yang terlibat dalam proses fotosintesis seperti
klorofil, sinar matahari, karbondioksida dan air. Selain itu, juga ditayangkan
tahap demi tahap proses fotosintesis agar siswa mudah mengerti. Guru juga tidak
perlu menggambarkan proses tersebut dipapan, ataupun mengajak siswa keluar
ruangan untuk melakukan percobaan fotosintesis. Jelas pembelajaran seperti
tersebut akan menghemat tempat dan waktu.
5) Mengkonkretkan konsep
abstrak sehingga mengurangi verbalisme
Contoh:
Dalam membelajarkan Matematika
tentang konsep kubus, guru dapat menggunakan karton yang dibentuk menjadi kubus
sebagai media visual. Siswa tidak bingung dengan definisi kubus yang ada dibuku
karena sudah melihat produknya langsung. Siswa juga dapat mengetahui bagian
serta jumlah rusuk, sisi, dan titik sudut dari kubus setelah guru menunjuknya
langsung pada benda yang berbentuk kubus tersebut, karena pada dasarnya anak SD
hanya mudah mengerti sesuatu yang nyata dibanding abstrak.
6) Menjadikan guru sebagai
sumber belajar yang produktif
Contoh:
Pembelajaran yang
disandingkan dengan pemanfaatan media, menantang guru agar lebih produktif dan
kreatif untuk membuat media yang diperlukan. Maksudnya, secara konvensional
guru tidak lagi sebatas menerangkan materi, lalu siswa dikelas cendrung menjadi
pasif. Guru Matematika bisa membuat media dalam bentuk model bangun ruang,
bangun datar, dan sebagainya, maka peran siswa tidak lain adalah subjek belajar (student center).
7)
Sirkulasi pesan
bermakna dapat dilakukan secara multi arah (interaktif)
Contoh:
Dalam pembelajaran
bidang studi apapun, apabila guru menggunakan media sesuai dengan materi dan
kebutuhan siswa maka memberikan dampak positif berupa proses komunikasi yang
interaktif, baik antar siswa maupun siswa dengan guru. Misalnya menggunaakan media internet dalam bentuk
situs forum. Suasana belajar demikian disebut sebagai
pembelajaran yang dialogial sesuai dengan yang tercantum dalam 4 kompetensi
dasar guru.
8) Situasi belajar yang
variatif dan empiris (kontekstual)
Contoh:
Dalam membelajarkan IPA
tentang materi tata surya, guru dapat menggunakan media visual seperti
tiruan/model matahari dan planet. Biasanya pembelajaran hanya terpaku pada
penjelasan guru didepan kelas tanpa menggunakan media, yang membuat siswa
jenuh. Dengan menggunakan media, siswa tidak akan merasa bosan dan dapat
menawarkan proses pembelajaran menjadi bervariasi dan tidak monoton. Siswa juga
akan mudah memahami karena diajak untuk berada dalam situasi yang nyata
(kontekstual) seperti diluar angkasa.
9)
Menggiring ke arah
internalisasi konsep yang tepat dan menumbuhkan ide kreatif (permasalahan baru)
Contoh:
Dalam membelajarkan IPA
tentang materi energi, guru dapat menggunakan kipas angin sebagai media
pembelajaran. Melalui kipas tersebut siswa akan mengerti konsep kekekalan
energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan tetapi berpindah dari energi yang
satu menjadi energi yang lain. Siswa akan memahami perubahan energi listrik
menjadi energi gerak pada kipas. Dengan dijelaskan materi tersebut, akan muncul
pertanyaan dalam diri siswa kenapa bisa listrik membuat kipas tersebut menjadi
bergerak dan menanyakan penyebabnya. Siswa akan terus mencari tau sampai dia
tahu penyebab kipas bergerak yaitu karena ada dinamo.
10) Terjadi
dialog internal dalam diri siswa yang dapat menunjang hasil belajar permanen
Contoh:
Saat
membelajarkan penjumlahan pada siswa SD menggunakan media berupa bola-bola
kasti. Nantinya bola tersebut diumpamakan sebagai bilangan satu. Pada saat guru
memberikan soal hitungan, maka siswa akan mudah memahaminya karena dalam hati
siswa pasti berkata “ simbol 1 dianggap satu bola, jadi jika menjumlahkannya
tinggal dihitung saja jumlah bola”. Dengan begitu akan terbentuklah konsep
pembelajaran yang kuat sehingga akan dapat menunjang
hasil belajar permanen
11)
Immediate feedback
Contoh:
Saat
membelajarkan materi IPA tentang adaptasi, dapat menggunakan media miniatur
tiga dimensi agar siswa mudah mengerti. Dengan melihatnya pasti siswa merasa
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut sehingga siswa nantinya akan bertanya
kepada guru. Dari situasi tersebut kita dapat mengetahui bahwa terjadi timbal
balik yang cepat antara guru dengan siswanya. Siswa secara cepat terangsang
untuk merespon umpan balik dari guru
12) Memberikan
kesempatan latihan yang berkesinambungan
Contoh:
Pada pembelajaran
Bahasa Indonesia tentang wacana berita, guru dapat menggunakan media audio
berupa tape recorder yang berisi
sebuah rekaman berita yang pernah disiarkan di televisi. Kegiatan ini bertujuan
untuk melatih skill siswa sebagai news anchor atau penyiar berita. Dengan
rekaman yang dimainkan secara berulang dan berkesinambungan diharapkan siswa
mampu memahami kriteria penyiar berita yang baik seperti intonasi, penggunaan
diksi, pelafalan, dan lain sebagainya.