Pendapat Tokoh-Tokoh Aliran Belajar Behavioristik

Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah  Thorndike,  Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, Skinner dan pavlov. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik tersebut dan analisis serta perannya dalam pembelajaran.
Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon, artinya perubahan perilaku siswa dari tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu adalah merupakan hasil interaksi antara stimulus (dari luar siswa) dan respon (yang berasal atau yang ditunjukkan oleh siswa)
Beberapa prinsip dalam teori belajar  behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2)  Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4)  Contingency Management; (5)  Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage; Berliner, 1984). 


1.      Teori Belajar Menurut Thorndike
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respons. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera, sedangkan respons adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi, perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkret, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkret yaitu yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme. Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar  suatu kegiatan membentuk asosiasi(connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak.
Edward Thorndike

Ada tiga hukum/dalil  belajar yang utama menurut Thorndike, yakni

(1)     Dalil sebab-akibat menyatakan bahwa situasi atau hasil yang menyenangkan yang diperoleh dari suatu respons akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respons atau perilaku yang dimunculkan. Sementara itu, siatuasi atau hasil yang tidak menyenangkan akan memperlemah hubungan tersebut.
(2)     Dalil latihan/pembiasaan menyatakan bahwa latihan akan menyem-purnakan respons.  Sering dikatakan dalam pepatah “latihan menjadikan sempurna”. Dengan kata lain, pengalaman yang diulang-ulang memperbesar peluang timbulnya respons yang benar.  Walaupun demikian, pengulangan situasi yang tidak menyenangkan tidak akan membantu meningkatkan proses belajar.
(3)     Dalil  kesiapan  menyatakan kondisi-kondisi yang dianggap mendukung dan tidak mendukung pemunculan respons. Kesiapan untuk bertindak itu timbul karena penyesuaian diri dengan sekitarnya yang akan memberikan kepuasan, hubungan antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk apabila ada kesiapan pada diri seseorang. Jika siswa sudah siap (sudah  belajar sebelumnya), maka ia akan siap untuk memunculkan suatu responsatas dasar stimulus/kebutuhan yang diberikan.  Hal ini merupakan kondisi yang menyenangkan bagi siswa dan akan menyempurnakan pemunculan respons. Sebaliknya, jika siswa tidak siap untuk  memunculkan respons atas stimulus yang diberikan atau siswa merasa terpaksa memberi respons, maka siswa mengalami kondisi yang tidak menyenangkan yang dapat memperlemah pemunculan respons

2.      Teori Belajar Menurut Watson
Belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respons, namun stimulus dan respons yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi, walaupun dia mengakui adanya perubahan -perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati.
John B. Watson
 
3.      Teori Belajar Menurut Clark Hull
Proses belajar menurut Hull merupakan upaya menumbuhkan kebiasaan melalui serangkaian percobaan. Untuk dapat memperoleh kebiasaan diperlukan adanya penguatan dalam proses percobaan. Hull percaya bahwa dalam asosiasi antara stimulus dan respons, ada faktor kebiasaan sebagai “intervening variable”. Intensitas kebiasaan tersebut menentukan intensitas asosiasi yang terjadi. Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive)  dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respons yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
Clark Hull
 
4.      Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
Asas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti, yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respons untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respons lain yang dapat terjadi. Penguatan sekadar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respons yang baru. Hubungan antara stimulus dan respons bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar  peserta didik  perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respons bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam  proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Edwin Guthrie

 5.      B.F. Skinner
Belajar menurut Skinner diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang dapat diamati dalam kondisi yang terkontrol secara baik. Skinner menjelaskan bahwa setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu sama lain, dan stimulus ini mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon memberikan beberapa konsekuensi yang dapat berbentuk penguatan, yang pada akhirnya mempengaruhi perilaku baru yang dipelajari siswa. Dengan kata lain, Skinner menekankan bahwa pengkondisian suatu respon sangat begantung pada penguatan yang dilakukan secara berulang-ulang. 
B.F. Skinner
Terdapat dua macam penguat yang dapat diberikan dalam rangka memotivasi atau memodifikasi tingkah laku. Terdapat dua macam penguat yang dapat diberikan dalam rangka memotivasi atau memodifikasi tingkah laku. Pertama, reinforcement positif yakni sesuatu atau setiap penguat yang memperkuat hubungan stimulus respons atau sesuatu yang dapat memperbesar kemungkinan timbulnya suatu respons atau dengan kata lain sesuatu yang dapat memperkuat tingkah laku. Kedua, Reinforcement negatif (punishment) yakni sesuatu yang dapat memperlemah timbulnya respons-respons. Skinner berpendapat bahwa penguatan merupakan unsur penting didalam belajar. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan,memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
Responding Conditioning adalah respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang teridentifikasi. Stimulus ini menimbulkan respon yang relative tetap
Operant Conditioning adalah suatu respon terhadap lingkungannya. Respon yang timbul ini diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu.

6. Ivan Pavlov
Stimulus yang bermakna akan memberikan respon yang bermakna pada kondisi tertentu. Rangsangan asli dan netral jika dikalaborasikan dengan stimulus bermakna secara berulang-ulang akan memberikan respon yang diinginkan. Contohnya pada percobaan menggunakan hewan yakni anjing.
Ivan Pavlov

Popular posts from this blog

Contoh RPP IPA Kelas 2 Semester II (KTSP)

Sifat-Sifat dan Hubungan Bangun Segiempat

Media Pembelajaran : Pop Up Book