Peranan Media Pembelajaran

Meningkatkan minat dan kualitas hasil belajar siswa
Contoh:
Dalam pembelajaran IPA tentang ekosistem, guru dapat menggunakan media video. Dalam video tersebut divisualisasikan keadaan ekosistem secara alami dan komponen penyusunnya. Dengan demikian siswa akan memiliki ketertarikan tersendiri dan tergugah untuk mengetahuinya lebih mendalam. Siswa juga tidak hanya sekedar menghafal materi pembelajaran tetapi akan memiliki pemahaman konsep tersendiri setelah menonton video tersebut.

Memperjelas proses pembelajaran dan memperoleh hasil yang seragam
Contoh:
Dalam pembelajaran menggunakan media berupa LCD proyektor, dengan begitu guru dapat menayangkan kompetensi yang akan dicapai atau materi yang nantinya akan dipelajari melalui tayangan dislide power point. Selain itu, dengan menggunakan LCD, guru dapat menjelaskan konsep yang benar sehingga antar siswa akan memiliki persepsi yang sama. Meskipun siswa memiliki sumber buku yang berbeda-beda namun nanti guru akan memilah yang benar atau salah sehingga materi yang didapatkan  siswa valid.

Sebagai sumber belajar yang mampu menstimulasi sikap positif siswa baik selama berproses ataupun produk
Contoh:
Dalam membelajarkan materi IPS tentang sejarah Indonesia Merdeka menggunakan media video, dengan begitu siswa akan dapat mengetahui sejarahnya secara nyata dan terbayang akan peristiwa tersebut. Dengan mengetahui hal tersebut, maka dalam diri siswa akan muncul rasa cinta tanah air dan peduli akan keadaan negara ini. Siswa nantinya bisa mengwujudkan rasa cinta tanah air tersebut dengan giat belajar, karena melalui pendidikanlah pembangunan negara Indonesia dapat diperbaiki.

Menyajikan aktivitas belajar yang menarik, efisien, dan efektif (waktu dan atau tempat)
Contoh:
Dalam membelajarkan IPA tentang materi fotosintesis pada tumbuhan, guru dapat menggunakan media video untuk menjelaskan komponen yang terlibat dalam proses fotosintesis seperti klorofil, sinar matahari, karbondioksida dan air. Selain itu, juga ditayangkan tahap demi tahap proses fotosintesis agar siswa mudah mengerti. Guru juga tidak perlu menggambarkan proses tersebut dipapan, ataupun mengajak siswa keluar ruangan untuk melakukan percobaan fotosintesis. Jelas pembelajaran seperti tersebut akan menghemat tempat dan waktu.

Mengkonkretkan konsep abstrak sehingga mengurangi verbalisme
Contoh:
Dalam membelajarkan Matematika tentang konsep kubus, guru dapat menggunakan karton yang dibentuk menjadi kubus sebagai media visual. Siswa tidak bingung dengan definisi kubus yang ada dibuku karena sudah melihat produknya langsung. Siswa juga dapat mengetahui bagian serta jumlah rusuk, sisi, dan titik sudut dari kubus setelah guru menunjuknya langsung pada benda yang berbentuk kubus tersebut, karena pada dasarnya anak SD hanya mudah mengerti sesuatu yang nyata dibanding abstrak.

Menjadikan guru sebagai sumber belajar yang produktif
Contoh:
Pembelajaran yang disandingkan dengan pemanfaatan media, menantang guru agar lebih produktif dan kreatif untuk membuat media yang diperlukan. Maksudnya, secara konvensional guru tidak lagi sebatas menerangkan materi, lalu siswa dikelas cendrung menjadi pasif. Guru Matematika bisa membuat media dalam bentuk model bangun ruang, bangun datar, dan sebagainya, maka peran siswa tidak lain adalah subjek belajar (student center).

Sirkulasi pesan bermakna dapat dilakukan secara multi arah (interaktif) 
Contoh:
Dalam pembelajaran bidang studi apapun, apabila guru menggunakan media sesuai dengan materi dan kebutuhan siswa maka memberikan dampak positif berupa proses komunikasi yang interaktif, baik antar siswa maupun siswa dengan guru. Misalnya menggunaakan media internet dalam bentuk situs forum. Suasana belajar demikian disebut sebagai pembelajaran yang dialogial sesuai dengan yang tercantum dalam 4 kompetensi dasar guru.

Situasi belajar yang variatif dan empiris (kontekstual)
Contoh:
Dalam membelajarkan IPA tentang materi tata surya, guru dapat menggunakan media visual seperti tiruan/model matahari dan planet. Biasanya pembelajaran hanya terpaku pada penjelasan guru didepan kelas tanpa menggunakan media, yang membuat siswa jenuh. Dengan menggunakan media, siswa tidak akan merasa bosan dan dapat menawarkan proses pembelajaran menjadi bervariasi dan tidak monoton. Siswa juga akan mudah memahami karena diajak untuk berada dalam situasi yang nyata (kontekstual) seperti diluar angkasa.

Menggiring ke arah internalisasi konsep yang tepat dan menumbuhkan ide kreatif (permasalahan baru)
Contoh:
Dalam membelajarkan IPA tentang materi energi, guru dapat menggunakan kipas angin sebagai media pembelajaran. Melalui kipas tersebut siswa akan mengerti konsep kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan tetapi berpindah dari energi yang satu menjadi energi yang lain. Siswa akan memahami perubahan energi listrik menjadi energi gerak pada kipas. Dengan dijelaskan materi tersebut, akan muncul pertanyaan dalam diri siswa kenapa bisa listrik membuat kipas tersebut menjadi bergerak dan menanyakan penyebabnya. Siswa akan terus mencari tau sampai dia tahu penyebab kipas bergerak yaitu karena ada dinamo.

Terjadi dialog internal dalam diri siswa yang dapat menunjang hasil belajar permanen
Contoh:
Saat membelajarkan penjumlahan pada siswa SD menggunakan media berupa bola-bola kasti. Nantinya bola tersebut diumpamakan sebagai bilangan satu. Pada saat guru memberikan soal hitungan, maka siswa akan mudah memahaminya karena dalam hati siswa pasti berkata “ simbol 1 dianggap satu bola, jadi jika menjumlahkannya tinggal dihitung saja jumlah bola”. Dengan begitu akan terbentuklah konsep pembelajaran yang kuat sehingga akan dapat menunjang hasil belajar permanen

Immediate feedback
Contoh:
Saat membelajarkan materi IPA tentang adaptasi, dapat menggunakan media miniatur tiga dimensi agar siswa mudah mengerti. Dengan melihatnya pasti siswa merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut sehingga siswa nantinya akan bertanya kepada guru. Dari situasi tersebut kita dapat mengetahui bahwa terjadi timbal balik yang cepat antara guru dengan siswanya. Siswa secara cepat terangsang untuk merespon umpan balik dari guru

Memberikan kesempatan latihan yang berkesinambungan
Contoh:
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang wacana berita, guru dapat menggunakan media audio berupa tape recorder yang berisi sebuah rekaman berita yang pernah disiarkan di televisi. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih skill siswa sebagai news anchor atau penyiar berita. Dengan rekaman yang dimainkan secara berulang dan berkesinambungan diharapkan siswa mampu memahami kriteria penyiar berita yang baik seperti intonasi, penggunaan diksi, pelafalan, dan lain sebagainya.

Popular posts from this blog

Sifat-Sifat dan Hubungan Bangun Segiempat

Contoh RPP IPA Kelas 2 Semester II (KTSP)

Download Full Album Shiela On 7 Dari Tahun 1999-2014